Bekerjasama Dengan Bangsa Jin

Bekerja Sama Dengan Bangsa Jin
Ingatkah anda dengan dongeng Aladdin dan Lampu Ajaib?
Aladdin dan lampu ajaib, mungkin menjadi dongeng yang mengasyikkan saat kita kecil dulu, atau bahkan cerita tersebut juga menjadi masih cerita favorit anak-anak kita sekarang. Sebuah kisah persahabatan antara 2 makhluk yang berbeda alam, Aladdin si manusia dan penghuni lampu ajaib, seorang jin. Aladdin mulai mengalami petualangan hidup yang jauh berbeda setelah dia bersahabat dengan jin. Karena persahabatan itu pula masa depan Aladdin ikut berubah. Kisah perjalanan hidup anak jalanan menuju istana dengan segala kemegahannya.
Sepertinya, kisah tersebut begitu menginsiparasi,tidak hanya tentang perjuangan anak jalanan meraih mimpinya tetapi juga tentang perubahan hidup dengan bantuan bangsa jin. Benar, mengubah jalan cerita hidup dengan bantuan jin. Ini point yang terlewatkan untuk dibahas saat kita membaca dongeng ini. Poin ini yang akan kita bahas, InsyaAllah.
Dalam dunia nyata yang kita temui tentu tidak ada persahabatan sedramatis Aladdin dan jin Lampu itu,tapi adanya bantuan jin dalam hidup orang – orang tertentu benar-benar terjadi disekitar kita. Bahkan ada yang berupaya sekuat tenaga agar mendapatkan bantuan dari bangsa jin tersebut, entah disadari ataukah tidak.
Bekerja Sama Dengan Bangsa Jin, Kadang jin itu membantu “menjaga”, atau yang sering disebut Khodam, bisa juga membantu kita berdagang atau yang lazim disebut “penglaris”, bisa juga membantu mendapatkan jodoh atau yang lazim disebut Pelet atau Susuk pemikat, ada yang membantu memberikan aura kewibawaan, kesaktian, penjaga rumah, dan lain-lain. Hingga Ada juga orang yang berupaya menguasai, menundukkan dan memerintah bangsa jin layaknya Nabi Sulaiman. Tidak sama persis dengan Aladin tapi masih satu versi yakni muamalah, bekerjasama dan mendapat bantuan dari jin.
Pertanyaannya tinggal bagimana sesungguhnya berkerjasama dengan jin menurut syariat Islam dan adakah dampak buruknya?
Selain kisah Aladin adakah kisah dalam sejarah Islam yang menggambarkan kerjasama ini?
Bekerja Sama Dengan Bangsa Jin, Saya sadar bahwa saya tidak punya kompetensi untuk memberi fatwa, saya hanya ingin menyajikan sudut pandang tentang masalah ini, sehingga setidaknya kita mampu memilih sikap terbaik meski mungkin kita belum menemukan fatwa yang paling rajih.
Ada beberapa hal yang perlu kita jadikan panduan dalam mengambil sikap dalam masalah kerjasama dengan jin :
- Sikap terbaik dalam segala hal adalah sikap yang dtunjukkan Al quran, diarahkan oleh Al Quran dan mengikuti Nabi Muhammad Shollallohu alaihi wassalam beserta para sahabatnya yang mulia. Ini adalah rujukan yang paling akurat. Sikap, pendapat dan sejarah hidup mereka lah yang kita jadikan pilihan hidup kita, karena mereka adalah sebaik-baik umat, mereka memiliki pemahaman paling sempurna, mereka memiliki keimanan paling baik dan mereka hidup sezaman dengan Baginda Nabi saw. Oleh karena itu, sedapat mungkin ambisi dan kepentingan pribadi harus diletakkan agar kita dapat melihat kebenaran dengan terang benderang. Jika suatu saat kita dapati amal, keyakinan dan pemahaman kita tidak sejalan dengan Al Quran, berbeda dengan Nabi dan para sahabatnya, maka kita harus berlapang dada untuk meletakkan pemahaman kita dan ikhlas mencontoh mereka. Ini poin mendasar yang perlu kita tanamkan dalam hati, karena ini juga akan berlaku untuk segala hal dalam hidup kita.
- Mari kita lihat sejarah masuk Islam-nya jin yang disebutkan Al Qur’an a. Peristiwa masuk Islam-nya jin terjadi pada periode Makkah. Surah Al Ahqof : 29-31
“ dan ingatlah ketika kami hadapkan kepadamu (Muhammad) serombongan jin yang mendenganrkan (bacaan) Al Qur’an, maka ketika mereka menghadiri pembacaannya mereka berkata : “Diamlah kamu (untuk mendengarkannya),maka ketika telah selesai, mereka kembali kepada kaumnya untuk memberi peringatan.”
“ Mereka berkata, “Wahai kaum kami, Sungguh kami telah mendengarkan Ktab (al Qur’an) yang telah diturunkan setelah Musa, membenarkan kitab-kitab sebelumnya, membimbing kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus.”
Wahai kaum kami, terimalah seruan orang (Muhammad) yang menyeru kepada Allah. Dan berimanlah kepadaNYA, niscaya DIA akan mengampuni dosa-dosamu dan melepaskan kamu dari azab yang pedih”
Surah jin : 1-2
‘” Katakanlah (Muhammad) : “ Telah diwahyukan kepadaku bahwa sekumpulan jin telah mendengarkan (bacaan al Qur’an), lalu mereka berkata : “ Kami telah mendengarkan bacaan Al Quran yang menakjubkan.
“yang memberi petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan Tuhan kami.”
Coba perhatikan kisah masuk berimannya jin yang diinformasikan Al Qur’an tersebut. Kapan mereka beriman tersebut?….. para ulama meletakkan dua surah tersebut dalam kategori Makkiyyah, artinya dua surah tersebut turun ketika Nabi Muhammad Shollallahu alaihi wassalamdan para sahabat masih di Makkah dan belum hijrah ke Madinah. Sebagian riwayat menyebutkan bahwa sekelompok jin tersebut berasal dari Nashibin dan berjumlah 9 orang jin, riwayat lain menyebutkan 7 orang. Al Waqidi, Abu Nu’aim dalam ad Dalail meriwayatkan dari Abu Ja’far, ia berkata : ‘ jin datang kepada Rasulullah pada bulan Rabiul Awwal tahun kesebelas setelah kenabian.” Penjelasan ini bisa Anda lihat di Kitab Ahkamul Jan.
Hal penting yang perlu digarisbawahi, bahwa serombongan jin tersebut masuk Islam pada tahun kesebelas setelah kenabian atau 2 tahun sebelum hijrah.
b. Perang Badar.
Mengapa perang badar dibahas juga???..ini untuk melihat runtutan peristiwa. ikuti sajalah…hehe.. dan perhatikan bagaimana doa nabi pada malam sebelum perang itu terjadi.
Perang badar terjadi pada 12 Maret 624 atau tahun ke 2 hijriyah.
Mari kita simak kalimat ibnu katsir berikut :
“Pada waktu malam perang badar , Rasulullah saw melakukan shalat di dekat sebatang pohon. Dalam sujudnya beliau memperbanyak, ‘Ya Hayuu, Ya Qayum.’ Beliau mengulang-ngulangi ucapan itu , dan menekuni sholat tahajud sambil menangis dan berdoa terus menerus sampai pagi, dalam doanya Beliau berkata; ‘Ya Allah aku mengingatkan-Mu akan janji-Mu, Ya Allah jangan Engkau meninggalkanku, Ya Allah jangan Engkau membiarkanku, Ya Allah jangan Engkau menyianyiakanku. Ya Allah ini adalah orang Qurais, mereka telah datang dengan kesombongan mereka. Mereka telah menentang dan menuduh bohong utusan-Mu. Ya Allah mana pertolongan-Mu yang Engkau janjikan.’ Beliau berdoa hingga jubahnya terjatuh . Datanglah Abu Bakar sahabat yang selalu menemaninya dikala suka dan duka, Sahabat yang menemani Rasulullah ketika di kejar bala tentara musuh di gua Tsur. Sahabat yang memiliki hati yang begitu lembut, dengan air mata yang menetes ia mengambil jubah Rasulullah saw yang terjatuh kemudian mengembalikan ke pundaknya dan Beliau mengikuti di belakang Rasulullah saw. Dia berkata, “Wahai Nabi Allah cukup bagimu mengingatkan Tuhanmu akan janji-Nya. Karena Ia akan memberikan kepadamu apa yang Ia janjikan. Maka Allah swt menurunkan firman-Nya,” Agar Allah swt menetapkan yang hak ( Islam ) dan membatalkan yang batil ( syirik ) walaupun orang-orang yang berdosa itu tidak menyukainya.” ( QS; Al-Anfal : 9 ). Allah pun menolongnya dengan mengirim malaikat-Nya dalam perang Badar.
Apa hubungannya perang Badar dengan tema jin?????….
Hehe.. sabar…
Perhatikan sejarah masuk Islam-nya jin diatas…yakni terjadi pada tahun kesebelas setelah kenabian atau terjadi pada 2 tahun sebelum hijrah. Lalu, perang badar terjadi pada tahun ke 2 hijriyah.
Jadi ketika terjadi perang Badar, sudah ada pengikut Nabi Muhammad shollallahu’alaihi wassalam dari bangsa jin.
Pertanyaan pentingnya adalah KEMANA 9 orang bangsa jin itu pada saat perang badar terjadi ? HINGGA Nabi berdoa dengan doa yang memilukan dalam malam Perang Badar itu. Tidakkah jin Muslim tersebut ingin membela Nabi-nya dalam pertempuran yang amat menentukan itu?
Setelah 9 orang jin tersebut tentu jumlah jin beragama Islam di masa itu semakin bertambah. Selama periode madinah telah terjadi puluhan peperangan dan 26 peperangan diantaranya dipimpin langsung oleh Nabi Muhammad shollallahu’alaihi wassalam.
Pertanyaannya sama : Kemana Bangsa Jin Yang Telah Beriman Itu Ketika Nabi Dan Para Sahabat Puluhan Kali Mengalami Peperangan? Dan uniknya TIDAK ADA SATUPUN RIWAYAT YANG BISA KITA TEMUKAN yang menjelaskan bahwa ada diantara bangsa jin muslim yang datang pada Nabi dan menawarkan bantuan dalam puluhan peperangan tersebut.
Hal ini yang perlu kita renungkan mengapa mereka, jin-jin muslim itu, tidak terekam jejaknya dalam sejarah perjuangan Nabi Muhammad shollallahu’alaihi wassalam. Silakan buka kitab-kitab siroh hidup Nabi Muhammad shollallahu’alaihi wassalam.
Tentu ada penyebab mengapa ‘jejak’ jin tersebut tidak ada dalam sejarah perjuangan dakwah nabi dan para sahabat. Mengapa tidak ada Jejak saling tolong menolong atau jejak kerjasama nabi dengan jin-jin muslim tersebut dalam perjuangan menegakan risalah Islam, padahal risalah Islam lebih berhak untuk dibela dibandingkan dengan kepentingan duniawi. Mengapa jin-jin muslim tersebut diam dan membiarkan semua terjadi tanpa keterlibatan mereka sedikitpun? Dari sejarah inilah, setidaknya kita bisa membuat pertanyaan dalam hati kita : bagaimana seharusnya hubungan kerjasama antara jin dan manusia.
Mari kita temukan jawabannya di Al Qur’anul Karim..
- Surah Al An’am : 128
“ dan ingatlah pada hari ketika DIA mengumpulkan mereka semua (dan Allah berfirman), “ Wahai golongan jin, kamu telah banyak (menyesatkan) manusia.” Dan kawan-kawan mereka dari golongan manusia berkata, “ Ya Tuhan, kami telah saling mendapatkan kesenangandan sekarang telah datang waktu yang telah Engkau tentukan buat kami telah datang.” Allah berfirman, “ Nerakalah tempat kamu selama-lamanya, kecuali jika Alah menghendaki lain.” Sungguh, Tuhanmu Maha Bijaksana Maha Mengetahui.
Ibnu Katsir rahimahullah dalam tafsir beliau menyebutkan bahwa makna saling mendapatkan kesenangan adalah manusia mendapatkan sesuatu dari bangsa jin dan jin mendapatkan sesuatu dari manusia yaitu ketaatan. Benar, poin-nya adalah saling mengambil manfaat alias tolong menolong dan bekerjasama.
Dan peringatan yang disebutkan di ayat tersebut adalah “nerakalah tempat kamu selama-lamanya”…ini bentuk peringatan keras dan bentuk larangan.
jadi rupanya ini salah satu ayat yang menjawab bahwa kerjasama dengan bangsa jin adalah terlarang.
Lantas bagaimana dengan kisah Nabi Sulaiman alaihissalam, yang beliau mamapu menguasai bangsa jin dan memerintahkan mereka?
Di ayat berikut penjelasannya…
2. Surah Shad : 35
“ Dia (Sulaiman) berkata : “ Ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh siapapun setelahku. Sungguh Engkaulah Yang Maha Pemberi”
Bekerja Sama Dengan Bangsa Jin, Mari kita perhatikan ayat tersebut. Nabi Sulaiman telah memimta kekuasaan yang luar biasa, bahkan membatasi bahwa kekuasaan, kerajaan dan kemampuan tersebut tidak akan pernah ada yang memilikinya setelah beliau. Dan doa ini telah dikabulkan, beliau memiliki kekuasaan dan ilmu yang luar biasa. Dan jika kekuasaan ini telah dikabulkan tentu pembatasan ini juga dikabulkan. Ayat ini sangat terang. maka Kemampuan menguasa bangsa jin adalah kekhususan Nabi Sulaiman sebagai mukjizat yang hanya diberikan kepada beliau saja. Tidak dibenarkan ada orang setelah beliau yang dapat menguasai dan bekerjasama dengan bangsa jin
Bekerja Sama Dengan Bangsa Jin, Dengan memahami Surah Al An’am dan Surah Shad diatas, akhirnya kita temukan jawaban mengapa 9 orang jin dari penduduk Nashibin serta jin-jin muslim lain setelahnya, tidak pernah muncul dalam peperangan-peperangan yang dialami Nabi dan para sahabat. Jejak mereka tidak muncul dalam siroh karena memang Allah subhanahu wata’ala memberikan batas antara kehidupan kita dan mereka. Hidup manusia dan bangsa jin terpisah. Mereka datang kepada Nabi untuk mengambil hidayah, dan setelah itu mereka kembali pada kehidupan dan kaum mereka sendiri, sebagaimana yang disinggung dalam surah al Ahqaf diatas. Tidak saling membantu dan tidak saling mencampuri, meski terhadap Nabi-nya sekalipun. Manusia dan jin telah ditakdirkan hidup terpisah, menjalani kehidupannya masing-masing,
“ Dan sesungguhnya diantara kami (jin) ada yang sholih dan ada pula yang kebalikannya. Kami menempuh jalan yang berbeda-beda.” (Surah Al Jin : 11)
Lantas bagaimana dengan orang-oran dizaman sekarang ini yang nyata-nyata memiliki khodam ?
Kepada beliau-beliau yang memiliki kemampuan tersebut, memiliki sahabat jin, bekerjasama dengan jin dalam urusan dunia dan akhirat, saya hanya menyarankan untuk jujur pada Alloh dan terbuka terhadap penjelasan AlQuran. Jika ada sesuatu dalam diri kita yang tidak sejalan dengan Al qur’an, semoga Alloh memberikan taufik kepada kita untuk mengikuti yang benar dan meninggalkan yang salah. Semoga penjelasan ini terasa terang benderang bukan sesuatu yang menyesakkan dada.
Diluar masalah sejarah dan ayat-ayat diatas, satu hal yang perlu benar-benar kita waspadai, yakni Jin tidak pernah memberikan jasa secara Cuma-Cuma, semua selalu ada imbalan yang harus dibayar. Baik hal itu disampaikan oleh jin tersebut maupun tidak, imbalan tersebut akan mereka minta. Inilah yang sering terjadi dan sering saya temui dalam kasus-kasus ruqyah. Maka akhirilah, sebelum semua menjadi semakin rumit.
Dengan menjadi manusia biasa tanpa kemampuan berinteraksi dengan jin bisa jadi lebih utama bagi kita, karena dengan menjadi manusia biasa, kita akan lebih merasakan amal hati yang bernama tawakal, sabar, dan ridho. Itu 3 amal batin yang nilainya bisa melebihi amal-amal dhohir insyaAlloh.
Maka dengan demikian, kisah Aladdin dan Lampu Ajaib tidak lagi hanya berakhir dengan pernikahannya dengan putri raja, tapi kisah Aladdin diakhiri dengan perjalanan Aladin mencari fatwa dengan hati nurani yang jujur, berakhir dengan taubat dan berpisah dengan jin Lampu Ajiab yang telah membantunya meraih mimpi. Semata-mata ikhlas karena Alloh Ta’ala, meski ini bertentangan dengan keinginan nafsunya.
Semoga bermanfaat.
Hadanallahu waiyyakum ajma’in.
Nadhif