Meruqyah Orang Sulit Meninggal Akibat Ilmu Sesat

Meruqyah Orang Sulit Meninggal Akibat Ilmu Sesat
Meruqyah Orang Sulit Meninggal Akibat Ilmu Sesat

Meruqyah Orang Sulit Meninggal Akibat Ilmu Sesat, Diwaktu jam istirahat sekolah sebagaimana biasa saya menghabiskannya dengan santai dikantor, membaca beberapa buku, sambil berbincang dengan rekan- rekan kerja. Tiba-tiba ada seorang guru yang mendekati saya dan berkata: “Ustadz ada orang datang, katanya mau bertanya tentang ruqyah”, saya juga heran kenapa saya yang dicari padahal saya sering menolak ketika diminta untuk meruqyah dan menyarankan agar meminta tolong ikhwan lain yang mungkin dapat dimintai pertolongan.

Meruqyah Orang Sulit Meninggal Akibat Ilmu Sesat, Namun, dihari itu saya ingat kembali apa yang disampaikan oleh Ustadz Abdur Rauf Bin Halima dalam muhadharah-muhadharahnya yang selalu menyemangati kita dalam melawan para jin pengganggu dan para tukang sihir laknat. Betul juga saya fikir. Kalau kita menolak, bukankah mungkin saja orang yang membutuhkan prtolongan tersebut justru lari kepada para dukun yang kemudian melakukan pengobatan-pengobatan yang bertentangan dengan Aqidah Shahihah, lalu memperngaruhi pasien dan keluarganya yang sedang labil untuk melakukan hal-hal yang diharamkan syari’at, ketika mereka mendapatkan kesembuhan dengan cara yang diharamkan tersebut mereka semakin menta’ati para dukun itu, dan akhirnya para dukun terkutuk pun tertawa dengan penuh bangga dan kesombongan.Saya temui orang yang katanya mencari saya, ternyata dia adalah seorang ibu yang telah beranjak tua. “Pak ustad tolong kami” katanya membuka percakapan, lalu dia juga mengatakan bahwa dia mencari saya setelah sebelumnya dia menemui seorang Imam masjid, dan Imam itu mengarahkannya untuk menemui saya.

Meruqyah Orang Sulit Meninggal Akibat Ilmu Sesat, Saya ingat Imam tersebut, orang tua yang sangat saya hormati karena ilmu dan usia yang jauh diatas saya begitu pula semangatnya dalam berislam dan mendakwahkannya, selain saya terkadang memberi ta’lim dimasjidnya saya juga dekat dengan beliau karena kami sesama anggota Majelis Dakwah Islamiyah dikabupaten Pelalawan. Wah, tidak pantas rasanya kalau saya mengabaikan permohonan kedua orang tersebut.

Ibu tadi menceritakan bahwa mertuanya yang berusia hampir satu abad sedang sekarat, namun kelihatannya sulit sekali meninggal, padahal pernah terhenti detak nadi dan jantungnya sehingga keluarganya mengira bahwa dia telah meninggal dunia, namun akhirnya nenek itu bangkit lagi.

Setelah terjadi pembicaraan yang cukup panjang, Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa mertua ibu tersebut tersiksa(sudah sekarat namun sulit untuk meninggal) dikarenakan ilmu awet muda yang dia dapatkan dengan ritual sesat dan syirik, selain itu ia juga pernah menyihir orang lain(kerabatnya) dan akhirnya dibalas pula dengan sihir oleh kerabatnya.

Walaupun saya ingin sekali membantunya dengan mendatangi mertuanya yang sedang kesulitan menghadapi sakaratul maut namun karena tempatnya jauh dari tempat tinggal saya sekitar 120 menit dengan berkendaraan, sedangkan saya juga disibukkan dengan amanah mengajar, akhirnya saya meminta maaf kepada ibu tersebut karena saya tidak bisa membantunya secara langsung. Sebagai solusinya saya berjanji akan memohon kepada Allah untuk kebaikan mertuanya serta membacakan ayat-ayat ruqyah pada air yang dapat ia bawa kepada mertuanya esok. Saya minta agar ia menjemputnya besok pagi setelah shalat subuh.

Setelah melakukan shalat tahajjud saya memohon kepada Allah agar mertua dari ibu yang kemarin meminta bantuan kepada saya dapat segera wafat dengan mudah jika memang itu yang terbaik baginya sebagaimana yang dikatakan oleh keluarganya. Lalu saya membacakan Ayat-ayat Allah dan Do’a-do’a Rasulullah keatas baskom yang berisi kurang lebih 3 liter air mineral.

Sebagaimana permintaan saya kemarin agar air ruqyah tersebut diambil ba’da subuh, maka begitu saya masuk rumah sepulang dari masjid terdengar ada seseorang yang mengetuk pintu dan mengucapkan salam, pintu saya buka dan memang yang datang adalah ibu yang kemarin menemui saya. Saya serahkan air ruqyah kepadanya dan berpesan agar air tersebut diminumkan kepada mertuanya dan sebagian lagi dilapkan ataupun dipercikkan kebagian tubuhnya. Ketika ibu itu bertanya tentang bacaan apa yang harus dia baca ketika mengelapkan air ketubuh mertuanya, saya hanya menyuruhnya untuk banyak-banyak membaca Al-Fatihah, Ayat Kursyi dan 3 Qul.

Saya menunggu kabar dari ibu tersebut tentang mertuanya, namun tidak kunjung saya dengar. Keesokan harinya sekitar jam 10 pagi saya telpon ibu itu dan saya tanyakan bagaimana perkembangan mertuanya. “kemarin ketika kami beri air yang pak ustad kasih ibu mertua merasa panas dan meminta air es, tapi tidak kami beri malah kami beri air itu lagi” katanya. Merasa kurang puas, saya bertanya kembali padanya barangkali ada efek lain yang dirasakan mertuanya selain itu. “kurang tau pak ustad, setelah kami minumkan lagi mertua saya bilang lidahnya kelu dan akhirnya sulit untuk bicara” jawabnya lagi. Ketika saya tanyakan kondisi terakhir tentang mertuanya, ibu itu menjawab bahwasannya ia tidak tau, karena setelah ia meminumkan air itu kepada mertuanya ia pulang kembali kerumahnya dan sang mertua dijaga oleh anak-anaknya yang lain.

Pembicaraan ditelpon saya putuskan karena saya mendengar ada orang dirumahnya yang mengajak ibu itu berbicara. 15 menit kemudian ibu itu menelpon saya dan meminta maaf karena tadi ada saudaranya datang kerumah dan bilang bahwa kerabatnya ditempat lain akan membawa orang pintar untuk melepaskan ilmu ibu mertuanya. Dari ceritanya saya dapat menebak bahwa yang dimaksud orang pintar itu adalah sejenis dukun. Dari cerita Ibu tersebut pula saya tahu daerah asal dukun itu yang kemungkinan baru sampai ketempat mertuanya sekitar 5 jam kedepan.

Tanpa memperpanjang pembicaraan langsung saya katakan pada ibu itu agar segera

kerumah mertuanya sebelum dukun itu datang. Saya katakan kepadanya “berikan kembali air ruqyah dan saya harap ibu serta seluruh anak-anak mertua ibu yang lain segera meminta maaf kepada orang tuanya, jika pun ada kesalahan ibu mertua maka saya mohon maafkanlah, relakan kepergiannya, insya Allah itu yang terbaik baginya”. “Dengan Izin Allah air ruqyah yang kemarin dapat melunturkan seluruh ilmu sesat yang menulitkan kematiannya”, dengan mantap saya meyakinkannya.

Sayapun memutuskan pembicaraan setelah ibu itu berkata bahwa ia akan segera ketempat mertuanya dan melakukan apa yang saya sarankan. Laa Haula Wa laa Quwwata Illaa Billah . . . . .

Jam 10 malam saya sampai dirumah sepulang memberikan ta’lim kitab At-Tanbihaat Al-Mukhtasharaat, kebetulan malam itu sampai pada bahasan Nawaqidul Islam (pembatal keislaman) yang ketujuh, yaitu berbuat sihir. Saya baca kembali apa yang telah saya sampaikan kepada jama’ah tadi yang ternyata mengingatkan saya akan masalah yang siang tadi saya lalui. Saya aktifkan HP dan berharap agar ada kabar dari ibu itu tentang kondisi terakhir mertuanya . . . . dan, subhanallah . . . . ternyata masuk satu sms yang isinya: “Ass….udh ninggal mama ustazd jam 12 siang tadi”.

Saya letakkan kembali HP tersebut, lalu membaringkan tubuh untuk tertidur menyusul anak dan istri karena belum menemukan kalimat apa yang cocok untuk saya jadikan jawaban pesan singkat ibu tersebut.

Pangkalan Kerinci, 23 Jumada ats-Tsaniyah 1434H

Abu Hatim As-Sundawy *

Artikel diatas adalah tulisan dari Ustadz Abu Hatim As-Sundawy, beliau salah satu pengunjung blog ini.

Tips Tambahan :

Hal terpenting bagi keluarga dalam situasi sperti diatas adalah mengajak orang yang sedang sakaratul maut tersebut untuk memohon ampun pada Alloh. Tapi kadang terkendala, tiba-tiba lisan tidak bisa bicara. Jika hal ini terjadi, tetaplah menuntun orang yang sakit tersebut meski beliau kesulitan. Mintalah beliau untuk menirukan pelan-pelan dan jika kesulitan mintalah beliau untuk mengucapkan dalam hati kalimat-kalimat taubat meski sederhana seperti ‘Ya Alloh ampuni seluruh kesalahanku….’. mintalah beliau mengulang-ulang kalimat seperti itu dalam hati. Jika memungkinkan mintalah beliau berniat membuang ilmunya dan tidak akan mewariskannya. Hal ini agak penting karena kadang, jin khodamnya akan ikut di keturunannya. Tidak ada dalil mengenai hal ini, tapi hany berdasarkan pengalaman saja.

Setelah beberapa saat, baru mulailah menuntunnya mengucapkan dzikir di lisannya.

Selain dengan meminumkan air ruqyah dan memandikannya, sangat baik jika keluarga membantu si sakit dengan membacakan alqur’an, boleh surah apa saja, dibaca dengan tartil. Boleh surah Yasin atau surah yang lain. Selama  membaca, si pembaca alquran menyentuh dan mengusap seluruh tubuh si sakit mulai dari kepala hingga kakinya. Usaplah pelan-pelan dan berulang-ulang, tidak perlu tergesa-gesa mencapai kaki untuk mengusapnya. Biasanya untuk melepas ilmu, akan lebih mudah jika usapan dengan cara berikut :

  1. Perut ke atas di usap menuju rongga mulut dan kepala
  2. Perut ke bawah diusap menuju jari-jari kaki
  3. Tangan diusap mulai lengan menuju ujung-ujung jari.

Jika si sakit mengeluhkan sesuatu di bagian tertentu seperti sesak, lidah kelu dll, maka lebih baik usapan fokuskan dibagian tubuh tersebut. Selama mengusap harus tetap memperhatikan batasan-batasan syar’i.

Ketiga cara diatas tidak berdasarkan dalil tertentu, tetapi hanya dari pengalaman saja. Bisa jadi efektif untuk kasus tertentu tapi tidak efektif untuk kasus lain. Silahkan dicoba.

Semoga bermanfaat.

nadhif

Terapis pengobatan tradisional yang mengusai berbagai macam tehnik pengobatan seperti Ruqyah Syariyyah, Bekam, Akupunktur, Pijat khusus nyeri, Keseleo patah tulang dan Herbal yang sudah berpengalaman.