Perasaan Takut Mati

Perasaan Takut Mati
Depresi Karena Putus Cinta

Perasaan takut mati, memiliki rasa takut akan kematian merupakan hal yang wajar. Namun, jika rasa takut tersebut menjadi berlebihan, maka bisa saja Moms mengalami thanatophobia.

Perasaan takut mati, Melansir Healthline, thanatophobia adalah bentuk kecemasan yang ditandai dengan ketakutan akan kematian atau proses kematian. Hal ini sering disebut sebagai kecemasan kematian.

Perasaan takut mati, paling ekstrim, perasaan ini dapat menghentikan orang dari melakukan aktivitas sehari-hari atau bahkan meninggalkan rumah mereka.

Ketakutan mereka berpusat pada hal-hal yang dapat mengakibatkan kematian, seperti kontaminasi, benda atau orang berbahaya.

Walaupun demikian, American Psychiatric Association tidak secara resmi mengakui thanatophobia sebagai gangguan kejiwaan.

Sebaliknya, kecemasan yang mungkin dihadapi seseorang karena ketakutan ini sering dikaitkan dengan kecemasan umum.

Lantas, apa saja gejala dari kondisi thanatophobia? Apakah dapat disembuhkan? Ini dia Moms, penjelasan lengkapnya.

Wajar bagi seseorang untuk mengkhawatirkan kesehatannya sendiri seiring bertambahnya usia.

Begitu pula bagi seseorang untuk khawatir tentang teman dan keluarga mereka setelah mereka pergi.

Namun, pada beberapa orang, kekhawatiran dapat berkembang menjadi ketakutan yang lebih bermasalah.

Dilansir dari Journal of Natural Science, Biology, and Medicine, tanda atau gejala dari kondisi yang disebut dengan thanatophobia tersebut antara lain:

  • Mengalami ketakutan atau kecemasan, pusing atau sakit perut secara tiba-tiba ketika berpikir tentang kematian atau proses kematian
  • Mengalami serangan panik yang dapat menyebabkan pusing, muka memerah, berkeringat, dan jantung berdetak cepat atau tidak teratur
  • Menghindari situasi memikirkan kematian atau proses kematian
  • Mengalami depresi atau kecemasan
  • Menyebabkan individu merasa terisolasi dan menghindari kontak dengan teman dan keluarga untuk waktu yang lama

Lebih khusus lagi, gangguan kecemasan ini dapat menghasilkan gejala fisik berikut:

  • Berkeringat
  • Sesak napas
  • Jantung berdetak kencang
  • Mual
  • Sakit kepala
  • Kelelahan atau insomnia

Melansir Medical News Today, kondisi thanatophobia mungkin terkait dengan depresi atau gangguan kecemasan lainnya, seperti:

Gejalanya mungkin datang dan pergi sesuai dengan kondisi penderitanya.

Seseorang dengan kecemasan kematian ringan mungkin mengalami kecemasan yang meningkat ketika mereka memikirkan kematian mereka atau kematian orang yang dicintai, seperti ketika mereka atau anggota keluarga sakit parah.

Beberapa orang lebih mungkin mengembangkan rasa takut akan kematian atau mengalami ketakutan saat memikirkan kematian.

Melansir Frontiers in Medicine Journal, kebiasaan, perilaku, atau faktor kepribadian ini dapat meningkatkan risiko mengembangkan thanatophobia, antara lain:

1. Usia

Kecemasan akan kematian memuncak pada usia 20-an seseorang. Kondisi ini dapat memudar seiring bertambahnya usia.

Walaupun demikian, ada banyak hal yang mungkin terjadi di usia ini, sehingga seseorang dapat beresiko mengalami thanatophobia.

2. Jenis kelamin

Baik pria maupun wanita mengalami thanatophobia di usia 20-an. Namun, wanita mengalami lonjakan sekunder thanatophobia di usia 50-an.

3. Orang tua

Disarankan bahwa orang yang lebih tua mengalami thanatophobia lebih jarang daripada orang yang lebih muda.

Namun, orang tua mungkin takut akan proses kematian atau kesehatan yang menurun. Anak-anak mereka, bagaimanapun, lebih cenderung takut mati.

Mereka juga cenderung mengatakan bahwa orang tua mereka takut mati karena perasaan mereka sendiri.

4. Masalah kesehatan

Individu dengan lebih banyak masalah kesehatan fisik mengalami ketakutan dan kecemasan yang lebih besar ketika mempertimbangkan masa depan mereka.

Dalam mengatasi thanatophobia, dokter akan berfokus untuk meredakan ketakutan dan kekhawatiran penderitanya terhadap kematian.

Menurut Very Well Mind, berikut beberapa pilihan perawatan yang mungkin dilakukan:

1. Terapi Perilaku Kognitif

Terapi perilaku kognitif adalah pengobatan yang efektif untuk banyak kondisi kecemasan dan gejala thanatophobia.

Selama sesi terapi, Moms dan terapis akan bekerja sama untuk menentukan penyebab kecemasan dan fokus untuk menciptakan solusi praktis untuk masalah.

Tujuannya adalah untuk akhirnya mengubah pola pikir Moms dan menenangkan pikiran ketika menghadapi pembicaraan tentang kematian atau kematian.

2. Teknik Relaksasi

Teknik meditasi, pencitraan, dan pernapasan dapat membantu mengurangi gejala fisik yang timbul ketika thanatophobia terjadi.

Seiring waktu, teknik relakasasi juga dapat membantu Moms mengurangi ketakutan tersebut secara umum.

Di samping itu, Moms juga harus menghindari alkohol dan kafein, tidur yang cukup, dan mengonsumsi makanan bergizi.

3. Psikoterapi

Bercerita mengenai apa yang Moms alami atau rasakan pada terapis dapat membuat perasaan menjadi lebih baik.

Dalam psikoterapi, terapis juga akan membantu Moms mempelajari cara untuk mengatasi perasaan ketika fobia ini muncul.

4. Pengobatan

Penyedia layanan kesehatan mungkin meresepkan obat untuk mengurangi kecemasan dan perasaan panik yang umum terjadi pada fobia.

Namun, obat jarang menjadi solusi jangka panjang. Ini dapat digunakan untuk waktu yang singkat dalam kombinasi dengan terapi.

Ketakutan adalah hal yang wajar, namun jika sudah berlebihan seperti thanatophobia, maka tidak ada salahnya Moms untuk berbicara ke psikolog atau psikiater.

Terapis pengobatan tradisional yang mengusai berbagai macam tehnik pengobatan seperti Ruqyah Syariyyah, Bekam, Akupunktur, Pijat khusus nyeri, Keseleo patah tulang dan Herbal yang sudah berpengalaman.