Reaksi Keras Belum Tentu Gangguan Jin Biasa

Reaksi Keras Belum Tentu Gangguan Jin Biasa

Reaksi Keras Belum Tentu Gangguan Jin Biasa, cerita ini terjadi terjadi antara tahun 2008 – 2009 an waktu saya masih di surabaya. Agak lupa persisnya kapan. Mudah-mudahan cerita ini bisa menambah teknik meruqyah dan cara baru dalam mendiagnosa gangguan jin pada pasien. Setidaknya itulah yang saya rasakan, karena sejak saat itu saya beralih fokus dari pemahaman gangguan jin dan sihir, beralih fokus pada ‘ain.

Reaksi Keras Belum Tentu Gangguan Jin Biasa, Sebelum sebelumnya saya sudah memperlajari ttg ain tetapi bentuk riilnya masih belum konkrit. Pada kasus inilah teknik diagnosa dan terapi ain mulai saya gunakan. Bahkan dikemudian hari, biidznillah, kesimpulan saya adalah kasus ain ternyata sangat banyak. sebagaimana sabda NabiShollahu ‘alaihi wa salam

أَكْثَرُ مَنْ يَمُوْتُ مِنْ أُمَّتِي بَعْدَ قَضَاءِ اللهِ وَقَدَرِهِ بِالْعَيْنِ

“Sebagian besar orang yang mati dari umatku selain karena ketentuan qodha’ dan qodar Allah juga karena penyakit yang disebabkan oleh ain”.([1]Hadits hasan shahih, shahihul jami’, Al-Albani no: 1217.)

Reaksi Keras Belum Tentu Gangguan Jin Biasa, dan kenyataan pula yg bisa kita temukan bahwa sangat banyak kasus ain yang terjadi pada umat ini sebagaimana makna hadits diatas. Kadang ain muncul dalam bentuk sakit medis murni, kadang seperti gangguan jin atau sihir, kadang seperti kejiwaan, kadang problem rumah tangga dll, akan tetapi sumber awalnya ternyata adalah al ain ini.

Kisah berikut adalah kasus ain yang ‘penampakan’ secara fisik saat ruqyah sama dengan kesurupan. Apakah ini artinya bukan gangguan jin? Iya, benar gangguan jin, tetapi jin tersebut terikat oleh ain, jin tersebut masuk karena ain, lebih tepatnya jin tersebut terseret oleh ‘kekuatan’ ain hingga ia “terikat” dalam tubuh si pasien dengan ain ini. Ini berbeda dengan gangguan jin pada umumnya. Dengan kata lain sumbernya adalah ain.

Malam itu ruqyah massal diruang terapi klinik sudah dimulai. Salah satu peruqyah memimpin proses ruqyah massal. Saya telat, jadi hanya mendengarkan dan sesekali mengintip ke ruangan. Saat itu ada salah satu perserta ruqyah yang ‘menampilkan’ reaksi frontal,berteriak teriak, menjerit dan meronta-ronta. Cukup lama situasi tersebut. Suasana semakin ‘rame’ saat beberapa pasien lain juga mulai bereaksi cukup keras. Tapi saya lebih tertarik untuk mengamati satu pasien yang paling histeris ini.

Mungkin 1 jam-an reaksi para pasien tersebut dibiarkan dan sebagian Alhamdulillah memang mereda seiring berjalannya waktu ruqyah tersebut, tapi tidak demikian pada satu pasien ini. Hingga sesi ruqyah dihentikan karena perlu istirahat sejenak. Dan pasien – pasien yang belum selesai mulai disadarkan, termasuk satu pasien yang dari tadi reaksi paling histeris.

Saat istirahat tersebutlah saya sempatkan untuk ngobrol dengan si pasien ini. Target saya hanya 1, mudah-mudahan teknik terapi ain bisa ketemu bentuk konkritnya.

Ada beberapa cara untuk mendiagnosa ain, bisa melalui dialog, mimpi si pasien, lintasan hati si pasien, ittiham dll. Waktu itu, saya ingin mencoba dengan lintasan hati si pasien. Dan pertanyaan yang saya ajukan adalah :

‘Mba selama reaksi keras, berteriak dan meronta-ronta tadi, apakah Mba ingat dengan sesorang, atau terlintas seseorang dalam ingatan Mba saat reaksi tadi?”

Dia menjawab :

“ saya ingat nenek”…..

Alhamdulillah, diagnosa ketemu, sumber ain terbaca dengan cepat.

Setelah itu, saya ambilkan air mineral dan saya minta dia mencelupkan salah satu jarinya ke air tersebut dengan niat mengambil “bekas” nenek-nya. Tanpa dbacakan ayat apapun.

Setelah diminum, ruqyah dilanjutkan ..

dan …Subhanalloh….Tidak ada reaksi sedikit pun….

Sangat simple, tanpa perlu perlawanan keras, tanpa pukulan, bahkan tanpa ekspresi keluarnya jin sebagaimana ruqyah biasanya.

Kenapa mengambil bekasnya?..mengenai hal ini bisa Anda buka hadits-hadits ttg ain.

Kenapa tidak dibacakan ayat apapun? Dalam hadits-hadits ttg ain bisa kita dapati bahwa Nabi kadang memerintahkan meruqyah (dengan bacaan) untuk ain, kadang tanpa bacaan apapun, sebagaimana dalam kisah ain yang menimpa Shahl Bin Hunaif ra.

Dari sini akhirnya saya menyimpulkan bahwa ketepatan diagnosa sangat dibutuhkan. Hal ini menuntut kita memahami jenis-jenis penyakit non medis secara lebih lengkap.

Kasus ini mungkin termasuk kasus ain yang cukup ringan karena cukup cepat sumber ain ditemukan dan cukup cepat pula proses terapinya. Tentu semakin kuat pengaruh ain, semakin rumit proses diagnosanya dan semakin butuh waktu. Meruqyah memang sederhana, tetapi proses diagnosanya yang tidak sederhana.

Di kemudian hari saya dapati kasus-kasus ain ternyata sangat kompleks, kadang butuh beberapa hari, kadang dalam hitungan pekan dengan terapi tiap hari, kadang butuh dikombinasi dengan herbal, kadang perlu dikombinasi dengan medis, dst.

Mudah-mudahan sedikit cerita ini bermanfaat dan menambah khasanah ruqyah syar’iyyah. wallohu a’lam

wassalam

nadhif

Terapis pengobatan tradisional yang mengusai berbagai macam tehnik pengobatan seperti Ruqyah Syariyyah, Bekam, Akupunktur, Pijat khusus nyeri, Keseleo patah tulang dan Herbal yang sudah berpengalaman.